Jumat, Desember 23, 2016

"OM TELOLET OM!" FENOMENA SOSIAL YANG MULAI MUNCUL DI MEDSOS KAMIS 22-12-2016

Sama dengan beberapa orang yang lain, awalnya saya tidak tahu apa "Om Telolet Om" itu? Saya heran, hampir semua status di medsos menulis seperti itu. Kok begitu fenomenal? Bahkan konon sampai jadi tranding tofic hingga mendunia? Waw Hebat! Beberapa acara hiburan di tv-tv juga nyeplos telolet! Akhirnya saya tahu, apa itu "Om Telolet Om!" Setelah berita di sebuah stasiun tv memberitakan tentang ini. Ternyata telolet itu suara klakson bus antar kota antar provinsi di Yogyakarta. Suara klakson yang keras, merdu dan unik tersebut sangat menarik perhatian anak-anak dan remaja (juga ada orang-orang dewasa). Saking menariknya, mereka berkerumun dan minta dengan memohon agar Pak Sopir menghentikan busnya sejenak serta membunyikan klaksonya yang telolet itu. Tenyata dibalik "Om Telolet Om" itu terkandung -bagi saya- sesuatu yang sangat mengharukan. Hal-hal yang nampak kecil dan sepele tapi sangat menghibur bagi kelompok masyarakat tertentu! Dalam hal ini kalangan bawah. Saya bilang demikian karena kalau saya lihat di vidionya tersebut, yang minta "Om Telolet Om" itu adalah kelompok masyarakat dari kalangan kelas bawah. Dilihat dari penampilannya yang sangat sederhana, pakaian, serta tempat bermainnya di dekat stasiun bus dan pingggir jalan, mimik mukanya yang lugu dan permintaannya yang sangat sederhana yakni hanya mohon di klakson Telolet. Permintaan yang sangat sederhana bukan? Tapi sungguh sangat menghibur bagi mereka. Sangat membikin bahagia. Saya sangat terharu melihat mereka bahagia sampai menitikkan air mata disamping juga tersenyum karena ada sisi lucunya. Prilaku mereka yang bagi sementara orang lain tentu tidak berarti! Apalagi bagi masyarakat kalangan menengah dan atas. Kalau pun kalangan atas sampai ikut nimbrung dengan fenomena ini, itu karena faktor kepopulerannya. Bukan karena hatinya tersentuh oleh prilaku para pelakunya dari kalangan masyarakat sederhana tersebut. Kalangan atas ini, mereka bisa dapat hiburan yang mewah dan mahal. Nonton film ke bioskop kelas atas, ke tempat hiburan wahana mewah, nonton konser band terkenal dll yang mana harga tiketnya selangit! Namun hiburan yang bikin hati senang dan bahagia bukanlah terketak pada objeknya yang harus mahal. Tapi yang benar- benar dapat menghibur bikin bahagia. Dan soal ini tidak mengenal mahal atau murah, mewah atau sederhana, kaya atau muskin. Tapi ini menyangkut rasa. Ada orang kaya-raya tapi sulit tidur, padahal ia tidur di kasur yang empuk, kamar ber AC, serta fasilitas mewah dan canggih lainnya. Makanan yang enak bergizi serta mahal, tapi mengapa ia tidak dapat menikmatinya dengan senang serta bahagia dari semua itu? Mengapa? Memang ini tidak umum. Sebaliknya, mengapa ada orang yang hidupnya sangat miskin tapi kok dapat menikmati hidup ini dengan senang hati, gembira dan bahagia? Dua sisi status sosial yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Ada si miskin yang tiidur dengan nyenyaknya beralaskan tikar butut di sebuah kamar kotak terbuat dan berdinding kardus beratapkan robekan plastik bekas. Namun mengapa tidurnya sangat nyenyak? Makannya pun sederhana hasil pemberian sisa-sisa di restoran, warung atau orang di jalanan. Hari ini pun tidak pasti, hari ini akan makan apa? Pemberian siapa? Dari mana? Jadi, kini saya paham mengapa sesuatu yang nampaknya sepele, sederhana seperti klakson "Telolet" tersebut begitu sangat menghibur? Bagi masyarakat yang hidupnya sederhana seperti anak-anak pinggir jalan di Yogya tersebut, sesuatu yang sederhanapun dapat menghibur hatinya dan bikin bahagia. Senang, gembira dan bahagia itu sederhana, itu kata-kata yang bertebaran di medsos. Ada benarnya juga dengan catatan bisa mensyukuri nikmat sekecil apa pun. Jadi, kuncinya mensyukuri akan semua ini. Hanya orang-orang yang bisa bersyukur akan dapat merasakan suatu kesenangan, kegembiraan dan merasa bahagia kendati oleh suatu sebab "Om Telolet Om" yang nampaknya sederhana sebagai mana yang dirasakan oleh anak anak remaja kalangan bawah di jalanan Yogya tersebut. Dengan demikian, bagi kita yang masih hidup dalam kesederhanaan, ternyata masih dapat merasakan kegembiraan, kesenangan, kebahagian kendati ditimbulkan dari dan oleh sebab yang sederhana, dilingkungan yang sederhana. Salam "Om Telolet Om", semoga bahagia!

Tidak ada komentar: