Minggu, Desember 25, 2016

APLIKASI E-KINERJA UNTUK PNS

Zaman aplikasi. Apa-apa pun sekarang sudah dan akan di aplikasikan. Hal ini untuk efisiensi. Misalnya, jadi PNS pun kini kinerjanya sudah ada aplikasi. Nama aplikasinya adalah E-Kinerja (sebelumnya sejak tahun 2015 sudah ada Surat Kinerja Pegawai atau SKP). Jadi yang pengen sekarang jadi PNS dengan pola pikir lama bahwa PNS itu kerjanya santai, tidak bisa lagi seperti itu dan sudah semestinya itu tidak benar. Anda yang masih berniat menjadi PNS sudah harus mempersiapkan diri menjadi PNS yang profesional! Dulu citra PNS itu santai. Datang ke kantor sesuka hati misalnya jam 10 siang. Sampai kator baca koran, ngobrol lalu Pk. 13.00 sudah balik di rumah atau berbisnis! Atau ada juga yang jalan-jalan ke Mall atau pasar dll dengan aktivitas yang tidak jelas! Kini, dengan aplikasi E-Kinerja yang di instal di komputer dan smartphone, setiap PNS harus melaporkan apa yang sedang dikerjakan menit demi menit dan online langsung di pantau Penerintah. Apa yang dijerjakan harus sesuai tupoksi. Dan, berdasarkan apa yang dikerjakan dan tingkat kuantitas kerjanya serta hasil kerjanya tsb akan dijadikan sebagai acuan menentukan penghasilannya setiap bulan. Dengan demikian, kelak tidak ada lagi istilah PNS "makan gaji buta". Ini merupakan implementasi dari revolusi mental yang dilaksanakan Pemerintah kini dan masa yang akan datang. Dan ini sungguh baik. PNS yang rajin dan sungguh-sungguh bekerja dengan disiplin, baik dari segi disiplin waktu terutama sekali disiplin kerja akan menghasilkan gaji yang berbeda dengan PNS yang santai. Selama bertahun-tahun yang sudah berlalu, PNS yang rajin / disiplin dan yang malas tidak disiplin, penghasilannya dipukul rata sesuai pangkat/golongan dan jabatan. Kini profesi PNS bukan bagaikan kerja sampingan/sambilan lagi bagi sementara oknum PNS yg bermental "nakal" seperti waktu yang sudah lewat. Hanya ada 2 pilihan, sepenuhnya mengabdi pd negara atau keluar dari PNS menjadi wiraswasta! Tadak boleh lagi ada PNS abu-abu kerja mendua, mentiga, menempat dst nya! Silahkan pilih salah satu! Dengan demikian, negara akan dapat menghemat anggaran belanja untuk pegawai, tepat sasaran dan mengurangi kebocoran!

Jumat, Desember 23, 2016

"OM TELOLET OM!" FENOMENA SOSIAL YANG MULAI MUNCUL DI MEDSOS KAMIS 22-12-2016

Sama dengan beberapa orang yang lain, awalnya saya tidak tahu apa "Om Telolet Om" itu? Saya heran, hampir semua status di medsos menulis seperti itu. Kok begitu fenomenal? Bahkan konon sampai jadi tranding tofic hingga mendunia? Waw Hebat! Beberapa acara hiburan di tv-tv juga nyeplos telolet! Akhirnya saya tahu, apa itu "Om Telolet Om!" Setelah berita di sebuah stasiun tv memberitakan tentang ini. Ternyata telolet itu suara klakson bus antar kota antar provinsi di Yogyakarta. Suara klakson yang keras, merdu dan unik tersebut sangat menarik perhatian anak-anak dan remaja (juga ada orang-orang dewasa). Saking menariknya, mereka berkerumun dan minta dengan memohon agar Pak Sopir menghentikan busnya sejenak serta membunyikan klaksonya yang telolet itu. Tenyata dibalik "Om Telolet Om" itu terkandung -bagi saya- sesuatu yang sangat mengharukan. Hal-hal yang nampak kecil dan sepele tapi sangat menghibur bagi kelompok masyarakat tertentu! Dalam hal ini kalangan bawah. Saya bilang demikian karena kalau saya lihat di vidionya tersebut, yang minta "Om Telolet Om" itu adalah kelompok masyarakat dari kalangan kelas bawah. Dilihat dari penampilannya yang sangat sederhana, pakaian, serta tempat bermainnya di dekat stasiun bus dan pingggir jalan, mimik mukanya yang lugu dan permintaannya yang sangat sederhana yakni hanya mohon di klakson Telolet. Permintaan yang sangat sederhana bukan? Tapi sungguh sangat menghibur bagi mereka. Sangat membikin bahagia. Saya sangat terharu melihat mereka bahagia sampai menitikkan air mata disamping juga tersenyum karena ada sisi lucunya. Prilaku mereka yang bagi sementara orang lain tentu tidak berarti! Apalagi bagi masyarakat kalangan menengah dan atas. Kalau pun kalangan atas sampai ikut nimbrung dengan fenomena ini, itu karena faktor kepopulerannya. Bukan karena hatinya tersentuh oleh prilaku para pelakunya dari kalangan masyarakat sederhana tersebut. Kalangan atas ini, mereka bisa dapat hiburan yang mewah dan mahal. Nonton film ke bioskop kelas atas, ke tempat hiburan wahana mewah, nonton konser band terkenal dll yang mana harga tiketnya selangit! Namun hiburan yang bikin hati senang dan bahagia bukanlah terketak pada objeknya yang harus mahal. Tapi yang benar- benar dapat menghibur bikin bahagia. Dan soal ini tidak mengenal mahal atau murah, mewah atau sederhana, kaya atau muskin. Tapi ini menyangkut rasa. Ada orang kaya-raya tapi sulit tidur, padahal ia tidur di kasur yang empuk, kamar ber AC, serta fasilitas mewah dan canggih lainnya. Makanan yang enak bergizi serta mahal, tapi mengapa ia tidak dapat menikmatinya dengan senang serta bahagia dari semua itu? Mengapa? Memang ini tidak umum. Sebaliknya, mengapa ada orang yang hidupnya sangat miskin tapi kok dapat menikmati hidup ini dengan senang hati, gembira dan bahagia? Dua sisi status sosial yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Ada si miskin yang tiidur dengan nyenyaknya beralaskan tikar butut di sebuah kamar kotak terbuat dan berdinding kardus beratapkan robekan plastik bekas. Namun mengapa tidurnya sangat nyenyak? Makannya pun sederhana hasil pemberian sisa-sisa di restoran, warung atau orang di jalanan. Hari ini pun tidak pasti, hari ini akan makan apa? Pemberian siapa? Dari mana? Jadi, kini saya paham mengapa sesuatu yang nampaknya sepele, sederhana seperti klakson "Telolet" tersebut begitu sangat menghibur? Bagi masyarakat yang hidupnya sederhana seperti anak-anak pinggir jalan di Yogya tersebut, sesuatu yang sederhanapun dapat menghibur hatinya dan bikin bahagia. Senang, gembira dan bahagia itu sederhana, itu kata-kata yang bertebaran di medsos. Ada benarnya juga dengan catatan bisa mensyukuri nikmat sekecil apa pun. Jadi, kuncinya mensyukuri akan semua ini. Hanya orang-orang yang bisa bersyukur akan dapat merasakan suatu kesenangan, kegembiraan dan merasa bahagia kendati oleh suatu sebab "Om Telolet Om" yang nampaknya sederhana sebagai mana yang dirasakan oleh anak anak remaja kalangan bawah di jalanan Yogya tersebut. Dengan demikian, bagi kita yang masih hidup dalam kesederhanaan, ternyata masih dapat merasakan kegembiraan, kesenangan, kebahagian kendati ditimbulkan dari dan oleh sebab yang sederhana, dilingkungan yang sederhana. Salam "Om Telolet Om", semoga bahagia!

Selasa, Desember 20, 2016

KELIRUMOLOGI 21 DESEMBER 2016

Istilah kelirumologi dikemukakan oleh Jaya Suprana. Awalnya saya menyangka ini adalah istilah guyonan, candaaan yang sifatnya hanya main-main. Kesimpulan saya ini muncul mengingat beliau adalah seorang yang humoris. Dari segi fisik saja beliau sudah menerbitkan rasa humor. Fisiknya mengingatkan saya patung Buda duduk bersila berkepala plontos, gemuk, bertubuh subur dan dalam posisi bersila seperti patung Buda itu nampak bulat. Patung kayu yang banyak kita jumpai di setiap Art Shop dan Toko Seni di Bali. Wajahnya selalu senyum ramah. Memang dalam kenyataannya, beliau adalah seorang humoris. Beliau orang yang multi talenta dan banyak mempunyai kelebihan. Seperti memiliki kemampuan bermusik, pelukis, kartunis, penulis, bahkan sebagai presenter dalam acara Talk Shor di televisi, dan banyak lagi. Beliau adalah seorang budayawan besar Indonesia. Tokoh masyarakat yang disegani dan teman akrabnya Gus Dur. Baik Gus Dur dan Jaya Suprana orangnya sama-sama humoris. Meski bukan pelawak, saya yakin kalau beliau melawak atau ber stand up komedy pasti lucu dan cerdas. Beliau sangat kreatif. Saya masih ingat sewaktu masih SD di era 70 an, masa itu tentu hiburan tidak sebanyak sekarang. Bagi orang miskin seperti saya, paling beruntung kalau ada perusahan rokok dsbnya datang ke desa saya lalu sambil memutar film misbar. Dan pada masa itu, Jamu Jago Semarang jualan jamu keliling dari desa ke desa hinga sampai ke desa saya. Memakai mobil box dengan warna loreng kotak-kotak warna-warni. Di atap mobil box ada beberapa orang kate yang menari-nari. Sungguh sangat menghibur. Belakangan baru saya tahu kalau Jamu Jago semarang tersebut milik Jaya Suprana. Jadi semakin lengkap profesi beliau karena selain yang saya sebutkan dia atas ternyata beliau juga seorang pengusaha besar punya pabrik Jamu yang bernama Jamu Jago dari Semarang Jateng. Beliau tidak pernah berhenti berkreasi, belakangan beliau membuat lembaga yang bernama MURI alias Museum Record Indonesia! Yang memberi legitimasi terhadap berbagai kegiatan yang spektakuler memecahkan rekor. Baik rekor menyangkut jumlah, ukuran, keunikan dan sebagainya. Seperti membuat roti bolu terpanjang di dunia, manusia tertinggi di dunia dan lain-lain. Pokoknya, kalau ada yang unik-unik dan aneh di Indonesia ini pastilah itu kerjaan beliau. Ketika masa SMA, saya suka baca koran kompas. Meski tidak berlangganan dan hanya beli eceran sesekali kalau ada yang menarik. Pada saat itulah saya membaca artikel beliau yang bertajuk “kerilumologi”. Sekali lagi, awalnya saya kira hanya guyonan kalau melihat judulnya saja dan belum membacanya tuntas. Namun setelah membaca dengan tuntas, ini artikel bukan membahas hal-hal yang sepele. Atau kelihatannya sepele tapi serius. Tulisannya pun termasuk rada ngepop dan tidak sulit untuk dipahami. Ringan nampaknya tapi jadi serius kalau direnungkan. Misalnya saja yang berkaitan dengan prilaku keliru di dalam kehidupan kita sehari-hari. Awalnya disadari keliru namun lama kelamaan mengkristal yang keliru itu dianggap benar. Sebagai contoh dalam prilaku kita keseharian. Kalau pulang kerja, saya sering melewati suatu jalan dimana jalan tersebut untuk satu jalur saja yakni dari arah utara ke selatan. Sedangkan kalau arah selatan ke utara sudah ada jalan lain tidak jauh dari jalur ini. Namun beberapa penduduk di kawasan jalan tersebut rupanya malas harus keliling yang dianggapnya jauh untuk menuju utara. Sehingga dengan nekad melawan harus ke utara dari arah selatan. Tentu saja yang melanggar ini adalah pengendara sepeda motor. Awal-awal pelanggaran ini, ada perasaan taku-takut dan cemas. Jangan-jangan ketemu polisi dan ditilang. Namun karena jarang ada rahasia Polisi di tempat ini dan pelanggar yang kena tilang atau sangsi hukum dari polisi, lama-kelamaan mengkristal dalam pikiran para pelanggar ini bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Andai kata suatu ketika ada yang menegur atau ditilang polisi atau lebih parah lagi terjadi kecelakaan, para pelanggar ini pasti tidak mau disalahkan. Mereka akan berdalih karena hal ini sudah biasa dan sudah terjadi sejak lama. Dan sekali lagi mereka menganggapnya benar! Nah itu suatu contoh tentang prilaku keliru yang dibenarkan karena kebiasaan. Tidak lucu bukan? Dan serius? Nampaknya sepele tapi ini hal yang serius! Kasus lain, misalnya para pendatang yang datang ke Jakarta. Mereka yang datang ke Jakarta itu terutama yang tidak punya keahlian apa-apa dan juga tidak punya tempat tinggal serta sanak saudara di sana. Atau....sanak saudaranya juga adalah pendatang liar. Di Jakarta mereka akhirnya tinggal di tempat-tempat kumuh dan tempat-tempat yang sebenarnya tidak layak ditempati serta berbahaya. Seperti dipinggir rel kereta api, di bantaran sungai dll. Semua tempat tersebut tentu milik pemerintah setempat dan dilarang untuk ditempati. Akan tetapi, karena pada kurun tertentu pada masa jabatan Gubernur tertentu tidak pernah ditertibkan secara serius, sehingga mereka tetap tinggap ditempat-tempat tersebut. Lama-kelamaan seiring kemampuan ekonominya meningkat, bangunan yang tadinya sederhana berupa bedeng lama kelamaan menjadi permanen. Suatu ketika, ketika ada pejabat yang tegas seperti Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama atau A Hok yang tegas menggusur bangunan-bangunan tersebut, timbulah masalah. Mereka menuntut ganti rugi dan sebagainya. Padahal, mereka kan tinggal dan membangun di tanah negara. Sertifikat aja mereka tidak punya. Kini saat digusur malah marah-marah dan minta ganti rugi? Nah, ini adalah contoh prilaku yang keliru yang diistilahkan oleh Jaya Suprama “kelirumologi”. Masih banyak prilaku manusia yang keblinger dan kalau dibahas tidak akan habis-habisnya dalam konteks kelirumologi. Masih banyak lagi prilaku keliru yang dianggap benar dikarenakan kebiasaan hehehe!