Jumat, Maret 01, 2013

MANFAATKAN KEKURANGAN SEBAGAI KEKUATAN

Banyak diantara kita selalu mengeluh jika dilahirkan kedunia ini dengan kekurangan. Mislanya miskin, wajah kurang tampan/cantik dsbnya. Kita kurang bisa bersyukur atas keadaan ini dan selalu mengeluh dan tidak puas. Bahkan tidak sedikit yang kemudian melakukan protes kepada Yang Maha Kuasa karena hal ini dianggap tidak adli. Baik terang-terang diucapkan maupun hanya dalam hati. Manusia adalah makhluk hidup paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Ia punya akal budi yang mana makhluk hidup lainnya tidak diberikanNYA. Karena mempunyai akal budi maka seharusnya dimanfaatkan dengan baik dan bukannya mengeluh putus asa serta menyalahkan ke “atas”, samping kiri dan kanan atau sekelilingnya. Menurut Tukul Arwana, “Manfaatkan kekuranganmu sebagai kelebihanmu”. Kira-kira seperti itu yang selalu beliau sampaikan dengan nada guyon. Namun sebenarnya hal ini bukanlah guyonan karena beliau telah menerapkannya dan hasilnya……sukses luar biasa! Bahkan dengan kekurangan beliau yaitu secara (maaf) facenya jauh dari yang dapat disebut lelaki tampan, tapi tidak dijadikan keluhan oleh beliau tapi justru kekurangtampanan beliau malah diberdayakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan uang berjuta-juta. Kekurangtampanan bahkan dengan bahasa Inggris dan asing lainnya yang beliau ucapkan dengan “belepotan” eh malah menjadi komoditi yang menghasilkan uang jutaan rupiah. Konon beliau adalah salah satu host termahal di Indonesia. Nah, itulah contoh dimana kekurangan tidak selalu berarti suatu “bencana”. Asal manusia menggunakan akal budi yang dimiliki itu untuk dimanfaatkan sedemikian rupa pada akhirnya kekurangan tersebut bukanlah suatu noda atau kecacatan yang mesti disikapi dengan keluh kesah tapi malah dapat mendatangkan keceriaan serta kebahagiaan seperti dalam hal ini dicontohkan kepada Tukul Arwana. Apa yang dilakukan oleh Tukul Arwana bahkan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi justru berimbas kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung karena beliau seorang muslim maka rejeki yang beliau peroleh selalu sedikit disishkan kepada kaum duafa dan fakir miskin, secara tidak langsung dimana acara beliau “Bukan Empat Mata” sangat menghibur dan membuat ribuan orang tertawa ngakak saking lucunya. Bukankah menghibur dan membuat orang-orang ceria juga bagian dari sedekah? Maksudnya sedekah batin. Ada sebuah contoh lagi untuk perihal memanfaatkan kekurangan sebagai keunggulan. Alkisah, ada tiga orang bersaudara. Ketiganya adalah laki-laki. Diantara ketiga bersaudara ini, yang paling bungsu paling pendiam. Si bungsu ini selalu mengalah dan menerima saja dibandingkan kakak-kakaknya. Umpama saja sebagai contoh, kalau orang tuanya datang dari bepergian jauh, bila membawa oleh-oleh maka kedua kakaknya ini selalu bertengkar dalam memilih oleh-oleh tersebut. Nah setelah kedua kakaknya ini puas memilih oleh-oleh itu sesuai keinginan mereka, barulah sisa-sisa pilhan tersebut untuk si bungsu. Demikian terus-menerus hingga kini mereka sudah pada dewasa bahka sudah berhasil menuntaskan pendidikan kesarjanaannya (S1). Suatu hari ketiga bersaudara ini dipanggil oleh orang tuanya. Ohya, mereka belum diberi nama. Yang pertama namanya Oka, yang kedua Oki, dan yang ketiga Oke (pas ya karena yang ketiga ini orangnya selalu menerima dan mengalah dan kalau dibahasakan ya Oke Oke aja). Rupanya mereka akan diberikan warisan berupa tanah. Luas tanah yang diwarisi ini seluas 40 are. Awalnya kedua ortu (Ayah-Ibu) mereka membaginya seperti ini: Oka diberi 15 are, Oki 13 are dan Oke 12 are. Seperti sudah diduga, maka terjadi perdebatan sengit karena saudara yang pertama dan kedua tidak terima pembagian ini. Sementara si Oke malah tenang-tenang saja sedikitpun tidak memperlihatkan watak yang serakah. Akhirnya pembagiannya menjadi seperti ini: Oka 16 are, Oki 15 are dan Oke 9 are. Yang pertama dan yang kedua dari tiga bersaudara ini cukup puas dengan pembagian ini. Sementara si Oke yang selalu mengalah dan nerima aja juga menerima pembagian seperti ini. Tidak hanya ini saja, kedua kakak-kakaknya memilih sendiri posisi tanahnya. Dimana yang pertama dan kedua mendapat tanah yang datar, akan tetapi si bungsu malah mendapat tanah yang posisinya miring, terjal dan bertebing serta ditepi jurang pula. Anehnya malah si Oke malah ya Oke Oke aja. Eh, sudah paling sedikit malah posisi tanahnya bagi kebanyakan orang malah tidak bagus karena selain posisinya miring, ada jurangnya juga berbukit-bukit alias tidak datar. Namun demikian, meski kondisi serta posisi tanahnya menurut anggapan umum jelek terutama untuk di bangun rumah, tapi tidak demikian halnya dengan si Oke. Dengan kebersihan batinnya yang selalu nerima aja, ia kemudian manfaatkan kekurangan bentuk tanahnya itu untuk dieksploitasi menjadi suatu kelebihan dan keunggulan. Tanah yang bercekung jurang itu ia tidak urug, bahkan ia tidak ubah. Ia buatkan bangunan sedemikian rupa serta alami. Hasilnya sungguh luar biasa. Ia bangun bangunan yang sangat artistik. Misalnya di sebuah bukit yang mirip gunung kecil, dipuncaknya ia buat sebuah bangunan dengan atap sirap dan bangunannya berbahan kayu. Untuk menuju kesana, ia buatkan jembatan kayu yang juga sangat artistik. Demikian juga tebing-tebing yang lain ia isikan dengan bangunan yang artistik sedemikian rupa.tak lupa ia tambahkan taman-taman dengan pohon bunga-bunga serta tanaman hias lainnya. Hasilnya sungguh luar biasa. Bahkan Oki kemudian mengurus izin ke pemerintah dan menjadikan tempatnya ini sebuah villa. Banyaklah kemudian orang-orang kepincut dengan bangunan-bangunan yang artistik dan unik yang nemplok diatas bebukitan, nempel dibibir jurang dengan pemandangan yang unik sekali. Apalagi kemudian ia foto dan sebarkan via internet baik dengan facebook, blog, YouTube dsbnya. Semakin banyaklah yang tahu tentang bangunan unik ini. Villanya pun banyak dikunjungi tamu, baik tamu domestik bahkan tamu manca negara. Tentu saja kedua kakak-kakaknya sangat iri dengan adiknya yang paling bontot ini. Sedangkan si Oke malah semakin kaya saja karena villanya menjadi sangat laris disewa oleh tamu-tamu tersebut. Nah demikianlah beberapa contoh dalam bentuk ilustrasi mengenai MEMANFAATKAN KEKURANGAN MENJADI KEKUATAN. Jadi, tidak selamanya segala kekurangan itu adalah sesuatu yang mesti dikeluhkan. Sebagai manusia dimana kita dibekali akal budi oleh Tuhan Sang Pencipta, sudah semesti akal budi itu digunakan sedemikan rupa. Bukannya mengeluh dan pesimistis sambil melakukan protes bahwa nasibnya tidak adil dsbnya. Tapi justru hal ini seharusnya dijadikan sebagai suatu tantangan untuk bangkit bahkan dijadikan sebagai kekuatan yang menguntungkan.Dua contoh diatas yaitu Mas Tukul Arwana dan Si Oke hanyalah sebuah contoh sebagai ilustrasi bahwa tidak selamanya hal-hal yang dianggap kurang menguntungkan menurut pandangan umum akan menimbulkan sikap pesimistis, malah sebaliknya menjadi suatu kekuatan yang bahkan menguntungkan. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.