Rabu, Mei 16, 2012

KEKUASAAN CENDERUNG SEWENANG-WENANG DAN KORUP !

Manusia adalah makhluk paling cerdas yang diciptakan Tuhan. Manusia adalah makhluk beradab. Sebagai makhluk yang memiliki akal budi yang kemudian membuatnya jadi beradab. Dari sebab ini kemudian melahirkan budaya yang salah satu outputnya adalah adat. Yang mana adat istiadat mempunyai tujuan mulia dan memuliakan manusia serta sebagai wahana salah satu fungsi sosialnya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Namun seperti dalam wacana kearifan lokal menyebutkan bahwasanya sifat-sifat dalam kehidupan ini bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi yakni sisi baik serta sisi buruk atau rwa bineda gebitulah istilahnya. Sisi baiknya seperti sudah disinggung diatas dalam tulisan ini adalah untuk mencapai kebahagian lahir dan batin. Namun disisi lain tak jarang bahkan sering dipakai untuk tujuan-tujuan yang tidak baik. Di Bali dimana masyarakatnya sarat dengan kegiatan-kegiatan adat yang notabene sebagai wahana pengejawantahan ajaran Agama Hindu kemudian oleh segelintir oknum yang picik, Adat sering dimanfaatkan atau ditunggangi oleh rasa egoisme oknum picik tersebut untuk menekan sesamanya bahkan saudaranya! Tentu si oknum yang merasa dirinya lebih superior baik secara material dan sosial terhadap pihak yang inferior. Tidak sedikit yang inferior ini kemudian termarginalkan dalam masyarakat dan lingkungannya! Sudah saatnya kini adat ditempatkan pada tujuannya yang benar sesuai niat mulia leluhur kita membuatnya, sehingga adat-istiadat membuat semua umat kita merasa nyaman melaksanakannya. Bukannya beban dan juga bukan karena tekanan oleh wawasan picik segelintir oknum yang terlibat dan melibatkan diri di dalamnya. Sehingga dengan demikian, umat kita kemudian mencari jalan lain yang berbeda dari tradisi kebiasaan dilingkungannya sebagai jalan pintas untuk mengatasi persoalan yang tidak mampu diatasinya dan tiadanya solusi dari masalah yang dihadapinya. Itu masih mending, tidak sedikit kemudian muncul pikiran keluar dari komunitasnya yang sudah terwariskan secara turun-temurun sejak leluhurnya. Dan kini oleh tekanan oknum-oknum picik itu membuat mereka berniat PINDAH AGAMA! Yadnya yang baik mulai dilaksanakan dari pikiran yang baik dan bertujuan mulia. Kemudian dilaksanakan oleh yang memiliki rasa Bhakti dan rasa mengabdi yang tulus ikhlas. Akan semakin manjadi baik bila para penentu di dalam pelaksanaan Yadnya ini memiliki wawasan keagamaan dan landasan sastra agama sehingga memiliki dasar yang baik dan kuat dalam pelaksanaan Yadnya. Jangan dimulai dari pikiran-pikiran yang dikuasai rajasik dan tamasik! Suryak Siu serta pikiran-pikiran yang jauh sekali dari pikiran suci, tulus ikhlas, damai untuk suatu kemuliaan dan kebahagiaan lahir batin bersama-sama. Dengan demikian semoga Yadnya yang dilakdanakan dapat diterima oleh Tuhan ! Kata-kata dalam wacana bijak: PEMILIK KEKUASAAN CENDERUNG SEWENANG-WENANG DAN KORUP ! Tak terkecuali dalam masyarakat kita di Bali ! YA TUHAN, SEMOGA PIKIRAN YANG BAIK DATANG DARI SEGALA PENJURU !